RENUNGAN

41 Cara Menyembut Malaikat Maut
Ketika seorang hamba mati, maka dua setan duduk disisinya. Satu di sebelah kanannya dan yang lainnya di sebelah kirinya. Yang disebelah kanan menyerupai ayahnya, mengatakan kepadanya, “Wahai anakku, sesungguhnya aku belas kasihan kepadamu dan mencintaimu, tetapi matilah di atas agama Nasrani sebab itulah sebaik-baik agama”. Sementara di sebelah kirinya menyerupai ibunya mengatakan kepadanya, “Wahai anakku, sesungguhnya perutku adalah tempatmu, payudaraku adalah minumanmu, dan pahaku adalah pembaringanmu. Tetapi matilah di atas agama Yahudi karena ia sebaik-baik agama”. Artinya Ketika nafas sudah berada di tenggorokan dan akan keluar, maka berbagai fitnah (ujian) menghadangnya. Hal itu mengingat karena iblis telah mengutus para anak buahnya secara khusus kepada orang ini, mempekerjakan dan mendelegasikan kepada mereka untuk memperdayainya. Kemudian mereka datang kepada orang yang sedang dalam kondisi demikian, lalu menampakkan diri mereka kepadanya dalam rupa orang-orang yang dicintainya dan di hormatinya.
  1. Dengan iman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk
  2. Dengan senantiasa memelihara shalat lima waktu tepat pada waktunya dengan berjamaah di masjid bersama kaum muslimin, disertai dengan kekhusyukan dan perenungan makna-maknanya. Sedangkan shalatnya kaum wanita di dalam rumah adalah lebih utama
  3. Dengan mengeluarkan zakat yang diwajibkan tepat pada waktunya, sesuai dengan ukuran dan kriterianya berdasarkan syara’
  4. Dengan berpuasa ramadhan di dasari keimanan dan mengharap pahala dari Allah
  5. Dengan haji mabrur, karena tidak ada balasan bagi haji mabrur ini melainkan surga. Sedangkan umroh pada bulan ramadhan setara dengan menunaikan haji bersama Nabi saw
  6. Dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah tambahan (nafilah), yaitu ibadah selain fardhu, baik berkenaan dengan shalat, zakat, puasa maupun haji. Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi : “Dan hamba-Ku masih saja mendekat kepad-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah, sehingga Aku mencintainya”
  7. Dengan segera bertaubat yang setulus-tulusnya dari segala kemaksiatan dan kemungkaran, dan dengan berjanji untuk selalu mengisi waktu-waktu yang ia miliki dengan banyak beristighfar, berdzikir, serta melaksanakan segala jenis ketaatan lain.
  8. Dengan memurnikan ibadah kepada Allah (ikhlas kepada-Nya), dan meninggalkan riya’ dalam segala hal. Allah SWT berfirman : “Mereka tidaklah diperintahkan agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan kepatuhan kepada-Nya dalam melaksanakan agama dengan lurus” (QS. Al-Bayyinah : 5)
  9. Dengan mencintai Allah dan rasul-Nya. Kecintaan kepada Allah tidak akan terwujud kecuali harus disertai dengan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah : “Katakanlah, jika kau (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu” (QS. Ali Imron : 31)
  10. Dengan memberikan kecintaan karena Allah dan benci karena Allah pula, serta memberikan loyalitas karena Allah. Ini berarti mencintai perbuatan yang Allah cintai seperti beribadah, berdzikir dan melakukan amal kebajikan, benci karena Allah berarti membenci hal-hal yang tidak disukai Allah seperti zinah, ghibah, serta perbuatan maksiat lainnya.
  11. Dengan rasa takut kepada Allah Yang Maha Mulia, mengamalkan kandungan Al-Qur’an, ridha dengan yang sedkit, dan mempersiapkan diri menghadapi hari perjalanan menuju hisab. Ini adalah hakikat takwa
  12. Dengan bersabar dalam menghadapi cobaan, bersyukur ketika memperoleh kelonggaran, selalu merasa diawasi oleh Allah, baik dalam keadaan sembunyi maupun terbuka, serta dengan mengharap anugerah dan karunia yang ada di sisi-Nya
  13. Dengan bertawakal (pasrah) seutuhnya kepada Allah SWT. Allah berfirman “Hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah: 23)
  14. Dengan menuntut ilmu yang bermanfaat, serta berusaha menyebarkan dan mengajarkannya. Allah SWT berfiman “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa tingkat” (QS. Al-Mujadilah: 11) dan juga firman Allah SWT “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia dan jangan sampai kamu menyembunyikannya” (QS. Ali Imron: 187)
  15. Dengan mengagungkan Al-Qur’an. Yaitu dengan cara mempelajarinya, mengajarkannya, menjaga batasan-batasan dan huku-hukumnya, serta mengenali apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkannya. Nabi saw bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)
  16. Dengan jihad di jalan Allah, bersiaga selalu dan berjaga di perbatasan musuh, serta tidak lari dari medan laga. Nabi saw bersabda “Janganlah kamu mengharap-harap bertemu musuh dan mohonlah kesehatan kepada Allah. Namun jika kamu bertemu dengan mereka, bersabarlah. Ketahuilah bahwa surga itu di bawah naungan pedang” (Muttafaqun ‘alaih)
  17. Dengan menjaga lidah dari hal-hal yang haram seperti dusta, ghibah (menggunjing), mengadu domba dan memfitnah, mencaci, mengutuk, serta berkata dan bernyanyi kotor. Nabi saw bersabda “siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhi hendaklah berkata baik atau (memilih) diam” (Muttafaqun ‘alaih)
  18. Dengan memenuhi janji, menunaikan amanat kepada yang berhak, serta tidak berkhianat dan menipu. Allah SWT berfirman “Penuhilah janji-janjimu” (QS. Al-Maidah :1) dan “hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya” (QS. Al-Baqarah : 283)
  19. Dengan meninggalkan zina, minum-minuman keras, membunuh jiwa, berbuat zhali, mencuri, makan harta orang lain secara bathil, makan barang riba, dan makan segala yang tidak menjadi haknya menurut syara’. Allah SWT berfirman “Katakanlah, sesungguhnya Rabbku mengharakan perbuatan keji yang tampak maupun yang tersembunyi” (QS. Al-A’raf : 33)
  20. Dengan bersikap wara’ dalam hal makanan dan minuman, serta menjauhi barang yang tidak halal.
  21. Dengan berbakti kepada kedua orang tua, bersilaturahmi, mengunjungi saudara dan bersabar menghadapi gangguan mereka, serta berbuat baik kepada orang lain yang berada dekat dengan kita maupun yang jauh.
  22. Dengan menjenguk orang yang sakit, berziarah kubur dan mengiringi jenzah. Sebab, itu semua akan mengingatkan kepada akhirat dan menganggap rendah dunia.
  23. Dengan tidak mengenakan pakaian dan aksesoris yang diharamkan, seperti sutra, emas dan isbal (memanjangkan pakaian hingga melampaui mata kaki) bagi kaum pria, atau menggunakan bejana-bejana yang terbuat dari emas dan perak untuk makan dan minum. Semuanya itu hukumnya haram.
  24. Dengan memakai jilbab yang sempurna dan menutupi aurat bagi kaum wanita, yang tidak bisa menggambarkan lekuk tubuhnya dan juga tidak tipis, tidak menarik pandangan orang lain untuk melihatnya dan tidak menimbulkan fitnah, serta menjauhi tasyabbuh (meniru-niru, menyerupai) kaum wanita kafir dalam berpakaian, dimana pakaian yang mereja kenakan itu memang sengaja dibuat untuk menimbulkan fitnah dan membangkitkan nafsu birahi.
  25. Dengan sederhana dalam membelanjakan harta, menjaga nikmat, dan tidak berbuat tabdzir (pemborosan)
  26. Dengan meninggalkan perbuatan khianat, dengki, iri hati, permusuhan, kebencianm serta menggunjing harga diri kaum muslimin dan muslimat tanpa ada alasan yang benar.
  27. Dengan memerintahkan yang makruf dan mencegah yang mungkar, menyeru kepada Allah dengan menempuh jalan hikmah dan bimbingan yang baik.
  28. Dengan berbuat adil terhadap sesama manusia serta saling menolong dalam kebajikan dan takwa
  29. Dengan berpegang kepada akhlak mulia seperti rendah diri, penyayang, sabar, malu, pemaaf, menahan marah, dan murah hati, serta tidak sombong, menipu, angkuh, congkak dan sebagainya.
  30. Dengan menunaikan hak-hak anak dan istri sesempurna mungkin, serta mengajarkan kepada mereka urusan agama yang mereka butuhkan.
  31. Dengan menjawab salam dan memberi salam, menyambut doa orang yang bersin, memuliakan tamu dan tetangga, serta menutupi aib orang sebisa mungkin.
  32. Dengan hidup zuhud di dunia (tak berlebih-lebihan dengan dunia) dan memendekkan angan-angan sebelum sampai ajalnya.
  33. Dengan sikap cemburu terhadap harga diri, menahan pandangan dari melihat hal-hal yang diharamkan di jalanan atau melalui layar televisi, dan internet.
  34. Dengan berpaling dari kesia-siaan, senda gurau dan permainan, serta mengambil hak-hak yang berharga dan meninggalkan segala hal yang tiada artinya.
  35. Dengan mencintai para sahabat Nabi saw, berlepas diri dari kebencian terhadap mereka atau mencaci mereka
  36. Dengan mendamaikan antara sesama manusia dan mendekatkan arah pandangan antara kedua belah pihak yang bertikai, sehingga hilang perselisihan dan perpecahan tidak semakin melebar.
  37. Dengan tidak mendatangi dukun, ahli nujum, tukang sihir, tukang ramal dan sejenisnya. Rasulullah saw bersabda “Siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal lalu membenarkan kepada apa yang dikatakannya, berarti dia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
  38. Dengan mematuhi suami bagi seorang istri, serta menjaga hartanya, anaknya dan ranjangnya
  39. Dengan meninggalkan perbuatan bid’ah dalam beragama, serta tidakmenyeru kepada kebatilan dan kesesatan
  40. Dengan tidak menyambung rambut bagi wanita, tidak mentato, tidak mencukur ais, serta tidak merenggangkan gigi dan meruncingkannya.
  41. Dengan tidak memata-matai kaum muslimin dan tidak mengungkap aib mereka, serta tidak menyakiti mereka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desember Ceria

next..